Triptych04.com – Apakah kamu pernah duduk di depan layar komputer atau memegang pena, tetapi merasa tidak bisa menulis apa pun? Meskipun biasanya ide-ide mengalir dengan lancar, tiba-tiba semua tampak berhenti. Jika iya, mungkin kamu sedang mengalami writer’s block.
Kondisi ini umum dialami oleh banyak penulis, mulai dari penulis pemula hingga yang sudah berpengalaman. Writer’s block bisa sangat mengganggu produktivitas dan membuat frustrasi, tetapi jangan khawatir, ada cara untuk mengatasinya. Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab, gejala, serta tips efektif agar kamu bisa kembali menulis dengan lancar.
Writer’s block itu apa?
Writer’s block adalah kondisi saat penulis mengalami kesulitan (sementara atau permanen) untuk menuliskan kata-kata atau menulis. Kondisi ini bisa terjadi kepada setiap penulis, baik penulis baru maupun profesional. Siapa pun yang bekerja di dunia kepenulisan bisa mengalaminya, seperti jurnalis, content writer, penulis novel, sastrawan, copywriter, dan scriptwriter.
Sederhananya, writer’s block adalah kondisi saat seorang penulis yang biasanya terampil dan bisa menulis, lalu tiba-tiba merasa nggak bisa menulis. Istilah writer’s block sudah ada sejak tahun 1940-an dan diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang psikoanalis di Amerika. Jadi, ini bukan fenomena yang baru.
Ketika kamu mengalami kondisi ini, mungkin kamu akan merasa nggak bisa menuliskan cerita baru, melanjutkan cerita sebelumnya, nggak ada inspirasi yang bisa ditulis, dan merasa frustrasi. Kondisi ini wajar dan bukan cuma kamu yang mengalaminya. Selain itu, ada banyak penulis yang bisa melewati fase ini dan bisa kembali menulis seperti biasanya, jadi kamu juga pasti bisa.
Tanda-tanda writer’s block
Apa tanda-tanda seseorang mengalami writer’s block? Simak penjelasan berikut ini!
1. Kehilangan semangat menulis
Jika biasanya menulis merupakan kegiatan yang menyenangkan, ketika mengalami writer’s block, kamu akan merasa kegiatan ini nggak menyenangkan lagi. Kamu kehilangan semangat untuk menulis yang biasanya selalu ada. Rasanya, tulisan yang sudah setengah jalan atau kertas yang masih kosong, nggak tahu harus diapakan. Kamu jadi menunda-nunda untuk menulis dan bisa mengurangi produktivitas.
2. Sulit fokus
Seseorang yang sedang mengalami writer’s block akan sulit fokus saat menulis. Ada saja hal-hal yang biasanya nggak mengganggu, tiba-tiba jadi mengganggu. Misalnya, terdistraksi HP, media sosial, belanja online, makanan, ruangan yang kurang rapi, atau memikirkan hal-hal lain di luar menulis yang sebenarnya bisa dipikirkan nanti.
3. Mengalami brain fog (kelelahan otak)
Tanda selanjutnya kamu mengalami writer’s block adalah mengalami brain fog atau kabut otak. Keadaan ini mengurangi kemampuan kamu dalam berkonsentrasi, berpikir jernih dan berpikir kreatif. Ini adalah kondisi saat otak seperti dibatasi oleh “kabut” sehingga sulit untuk melihat dengan jelas.
Akibatnya, kamu jadi kesulitan untuk membuat alur cerita yang runut, atau sulit mengikuti alur cerita yang sudah dibuat sebelumnya.
4. Merasa kehabisan ide
Biasanya, kamu bisa mendapatkan ide dari mana saja, dari scrolling media sosial, baca berita, baca cuitan orang di X (Twitter), dari kompetitor, atau dari mana saja. Tapi, ketika mengalami writer’s block, kamu seperti nggak bisa menemukan ide apa pun untuk ditulis. Rasanya semua ide nggak bisa dijadikan tulisan atau susah banget buat ditulis. Akhirnya kamu menghabiskan waktu yang cukup lama untuk menemukan ide yang sesuai untuk ditulis.
5. Stres terus-menerus
Ketika kamu nggak bisa menjalani aktivitas menulis seperti biasanya, itu bisa menyebabkan stres karena enggak bisa menemukan ide, nggak bisa melanjutkan tulisan, nggak bisa memulai tulisan baru, dan terhambatnya pekerjaan. Hal-hal ini bisa menyebabkan stres dan membuat writer’s block yang kamu alami jadi semakin lama.
Penyebab writer’s block
Menurut Susan Reynold, writer’s block bukan merupakan kondisi psikologis. Reynold mengatakan bahwa kegiatan menulis membutuhkan kemampuan kognitif yang tinggi. Penyebab writer’s block menurut Reynold adalah sebagai berikut:
1. Perasaan takut
Takut adalah perasaan yang wajar dan bisa dialami siapa pun, termasuk para penulis. Penulis memiliki ketakutan akan mendapat penilaian buruk terhadap karya yang sedang mereka tulis. Takut karyanya tidak disukai, takut tulisannya nggak ada yang baca, takut tulisannya nggak diterima penerbit, takut ide-idenya tidak diterima, dan ketakutan lainnya. Perasaan takut ini juga menghambat penulis untuk membuat karya atau menyelesaikan tulisannya.
2. Perfeksionis
Salah satu yang sering menjadi hambatan bagi penulis dan pekerja kreatif lainnya adalah perfeksionisme. Kamu memasang standar yang terlalu tinggi untuk tulisanmu sendiri. Perfeksionis merupakan bentuk perlindungan diri seorang penulis dari kritikan dan kegagalan.
Kamu punya keinginan untuk bisa menuliskan draft pertama dengan sempurna. Draft pertama memang jarang sempurna, sebuah tulisan merupakan hasil dari menulis ulang yang dilakukan terus-menerus. Nggak apa-apa, kamu selalu bisa menghapus dan mengedit draft pertamamu. Jadi, tulis aja dulu, edit kemudian.
3. Tekanan dari luar
Selain tekanan dari diri sendiri, tekanan dari luar juga bisa menjadi penyebab kamu mengalami writer’s block. Misalnya, kamu bekerja sebagai penulis, tekanan dari pekerjaan juga bisa menjadi penyebab kamu mengalami writer’s block atau tekanan dari pembaca juga bisa bikin penulis jadi terhambat untuk menyelesaikan pekerjaannya.
4. Kritik terhadap diri sendiri
Sering mengkritik diri sendiri biasanya dialami oleh mereka yang punya sifat perfeksionis. Kritikan ini bisa dalam bentuk membandingkan tulisan sendiri dengan tulisan orang lain. Lalu, merasa bahwa tulisan orang lain lebih bagus dan tulisan kita tidak. Terlalu banyak membandingkan dan mengkritik diri sendiri bisa menghambat proses menulis sampai akhirnya tidak ada yang berhasil kamu tuliskan di Word, Gdocs, atau di atas kertas.
Tips mengatasi writer’s block
Bagi kamu yang sedang mengalami writer’s block, tenang. Kamu bisa coba beberapa cara di bawah ini untuk mengurangi atau mengatasinya:
1. Istirahat dan lakukan kegiatan selain menulis
Cara pertama untuk mengurangi writer’s block adalah dengan istirahat. Coba ambil waktu sebentar untuk mengistirahatkan otak dari kegiatan tulis-menulis. Saat istirahat, kamu bisa sambil melakukan kegiatan lain yang menyenangkan atau yang kamu suka. Misalnya, jalan-jalan, jajan makanan enak, tidur sebentar (micro sleep), main game, buka media sosial, atau lainnya.
2. Coba menulis sesuatu yang lain
Kalau kamu stuck dan nggak tahu mau nulis apa selanjutnya, coba untuk menulis sesuatu yang lain. Kalau kamu punya tugas atau pekerjaan lainnya, coba untuk beralih ke tulisan yang lainnya. Mungkin menulis artikel dengan topik lain yang lebih ringan, cerita, atau project lain yang sifatnya lebih sederhana.
3. Hindari hal-hal yang mendistraksi
Salah satu tanda kamu terkena writer’s block adalah sulit fokus dan mudah terdistraksi. Untuk mengurangi distraksi, kamu bisa coba bekerja di tempat lain yang lebih nyaman, atau bekerja di waktu-waktu kamu merasa paling kreatif. Ada orang yang lebih suka kerja di pagi hari (morning person), ada juga yang night owl. Selain itu, jauhkan hal-hal yang bisa memecah fokus, misalnya HP, membuka media sosial, atau membuka website belanja online.
4. Membaca buku
Membaca bisa membantu kamu untuk menemukan ide-ide, membuat otak jadi lebih fresh, dan mendistraksi otak sebentar saja buat nggak mikirin tulisan. Dari membaca, mungkin, kamu bisa menemukan inspirasi, melihat penulisan kalimatnya, alur cerita, atau menemukan kata-kata yang bisa digunakan di tulisanmu. Nggak harus baca buku berat, kok. Kamu bisa baca komik, buku cerita, novel, berita, atau apa pun yang kamu suka.
5. Buat deadline untuk diri sendiri
Ketika mengalami writer’s block, biasanya kamu akan cenderung menunda-nunda untuk menyelesaikan tulisanmu. Contohnya malas, enggak tahu mau menulis apa selanjutnya, atau merasa tulisanmu nggak sempurna.
Untuk mengatasi ini, kamu bisa membuat deadline untuk dirimu sendiri. Kamu pernah dengar istilah the power of kepepet? Biasanya, kalau deadline sudah dekat, kita bisa memaksakan diri untuk fokus dan biasanya bisa menulis dengan cepat karena deadline-nya sudah mepet banget. Jadi, coba buat deadline sendiri dan ditepati, ya deadline-nya!
6. Lakukan free writing
Free writing adalah kegiatan menulis bebas. Maksudnya, kamu bisa menulis apa saja dengan bebas, nggak perlu mengikuti aturan apa pun. Kamu bebas menuliskan apa saja yang terlintas di kepalamu tanpa di-edit.
Coba set timer selama 5 menit, lalu mulai menulis tanpa berhenti. Tulis saja apa pun, perasaanmu, isi pikiranmu, kejadian di hari itu, atau lainnya. Free writing bisa menjadi latihan menulis agar kamu bisa menemukan kembali flow menulis.
Writer’s block memang bisa terjadi pada siapa saja, baik penulis pemula maupun profesional. Namun, dengan mengenali penyebabnya dan mencoba berbagai cara untuk mengatasinya, Kamu bisa kembali menemukan semangat menulis dan mengalirkan ide-ide kreatif. Jangan biarkan writer’s block menghentikan perjalanan kepenulisan. Tetaplah menulis, terus berlatih, dan ingat bahwa setiap penulis besar pun pernah menghadapinya. Jadi, apakah kamu siap untuk bangkit dan melanjutkan karya-karyamu?
Baca Juga : Doom Spending: Penyebab, Dampak, dan Cara Mencegahnya Bagi Generasi Milenial dan Gen Z