Mengenal Doom Spending

Triptych04.com  – Doom spending adalah fenomena di mana seseorang cenderung melakukan pembelian tanpa perhitungan demi mengatasi stres akibat ketidakpastian ekonomi dan rasa pesimis terhadap masa depan. Tren ini semakin banyak terjadi, terutama di kalangan generasi milenial dan Gen Z, yang tumbuh di era ekonomi yang penuh tantangan. 

Terpapar berita buruk dan ketidakpastian membuat mereka cenderung mengadopsi mentalitas “hidup hanya sekali” (YOLO) dan mengabaikan pentingnya menabung atau berinvestasi. Pada akhirnya, doom spending bisa berdampak buruk pada stabilitas keuangan jangka panjang.

Contohnya, doom spending bisa terjadi pada seseorang yang memiliki pola pikir bahwa ia tidak akan mampu untuk membeli rumah nantinya.Maka dari itu, mereka memilih menghabiskan uangnya untuk bersenang-senang di masa sekarang.

Kenapa Kaum Milenial dan Gen Z Rentan Mengalami Doom Spending?

Pada dasarnya, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kaum milenial dan gen Z lebih rentan mengalami doom spending.Salah satu alasannya adalah mereka tumbuh di era ketidakpastian ekonomi yang terbilang tinggi.Inflasi dan masalah ekonomi saat Covid-19  membuat biaya hidup cenderung tinggi.Akibatnya, kaum milenial dan gen Z merasa pesimis dan tidak yakin dengan perkembangan ekonomi di masa mendatang.

Selain itu, tren doom spending juga didorong oleh media sosial dan berita buruk di internet yang kerap diakses oleh generasi muda.

Menurut Ylva Baeckstrom, seorang dosen keuangan di King’s Business School, kebiasaan selalu online dan terpapar berita buruk bisa membuat generasi muda merasa seperti berada di akhir zaman (armageddon).

Hal inilah yang dapat memicu pola pikir “hidup hanya sekali” dan mendorong kaum milenial serta gen Z untuk membelanjakan uangnya tanpa berpikir.

Cara Mencegah Doom Spending

Doom spending adalah hal yang berbahaya dan perlu dicegah sesegera mungkin. Sebab, apabila dibiarkan, fenomena ini bisa mendorong generasi muda terjatuh ke dalam jurang kemiskinan.

Bahkan, tidak menutup kemungkinan doom spending juga membuat seseorang memilih untuk menggunakan pinjaman online yang tidak legal demi memenuhi kesenangan sesaat.

Agar terhindar dari perilaku tersebut, beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya doom spending adalah:

1. Mengatasi Emosi yang Bisa Memicu Doom Spending

Tips pertama yang bisa dilakukan untuk mencegah doom spending adalah mengatasi pemicunya.Dalam kebanyakan kasus, doom spending terjadi karena seseorang merasa stres berlebih saat memikirkan masa depan.

Maka dari itu, sangat penting untuk mengatasi stres sebaik mungkin di kala ketidakpastian ekonomi ini.Misalnya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional, seperti psikolog atau psikiater guna mendapatkan saran yang tepat dalam mengatasi stres berlebih.

2. Menerapkan Metode Budgeting

Karena berkaitan dengan penggunaan uang, Anda juga bisa menerapkan metode budgeting yang tepat untuk menghindari perilaku doom spending.

Salah satu metode budgeting yang direkomendasikan untuk mengelola keuangan adalah aturan 50/30/20. Dengan metode ini, Anda bisa mengalokasikan dana dengan ketentuan berikut ini:

  • 50% pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari atau keperluan yang sangat penting, seperti belanja sembako, bayar listrik, bayar sewa rumah, dan lain-lain.
  • 30% pendapatan untuk keinginan pribadi, seperti traveling, biaya langganan aplikasi streaming, dan sebagainya.
  • 20% pendapatan untuk tabungan atau investasi.

3. Membuat Tujuan Keuangan secara Bijak

Doom spending sering kali terjadi karena seseorang merasa kehilangan arah terhadap perkembangan ekonomi di masa mendatang.Agar terhindar dari hal tersebut, penting untuk membuat tujuan keuangan secara bijak.

Jangan terlalu memikirkan berita buruk mengenai perkembangan ekonomi di masa sekarang.Pastikan untuk menetapkan tujuan keuangan yang realistis supaya bisa memotivasi Anda untuk menabung dan berinvestasi, serta menghindari perilaku boros.

Dengan begitu, Anda akan menyesuaikan keseimbangan pengeluaran dan pemasukan sehari-hari sekaligus mendorong kebiasaan belanja secara bijak dan bertanggung jawab.

4. Otomatisasi Perilaku yang Baik dan Menguntungkan

Tak ada salahnya mempertimbangkan untuk mengotomatiskan perilaku tertentu yang positif dan menguntungkan bagi kondisi ekonomi, agar tidak terlalu bergantung pada keinginan sesaat.Misalnya, Anda bisa mengatur pembayaran tagihan, tabungan, dan investasi secara otomatis setiap bulan.

Dengan begitu, sisa uang yang bisa digunakan untuk hiburan dan kesenangan sesaat menjadi lebih terkontrol.

Mengelola Stres Finansial bagi Anak Muda

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, stres finansial merupakan salah satu faktor utama penyebab anak muda memiliki kecenderungan berperilaku doom spending.

Maka dari itu, sangat penting untuk mengelola stres sebaik mungkin agar terhindar dari perilaku yang tidak menyenangkan, termasuk menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang tidak penting.Di samping berkonsultasi dengan profesional, ada beberapa alternatif lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres akibat ketidakpastian ekonomi di masa mendatang.

Salah satunya adalah dengan membatasi paparan berita negatif. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan media sosial dan internet secara berlebihan.Jika mendapatkan berita negatif, terutama yang berkaitan dengan isu ekonomi, jangan langsung menelannya bulat-bulat.

Penting untuk mengonfirmasi kebenaran berita dan menyikapinya secara positif demi menghindari stres finansial yang berlebihan.

Doom spending adalah fenomena yang perlu diwaspadai, terutama di kalangan anak muda. Meski belanja dapat menjadi pelarian untuk mengatasi stres, penting untuk mengelola pengeluaran secara bijak agar tidak merugikan kondisi keuangan di masa depan. Dengan menerapkan tips yang sudah disebutkan, seperti budgeting, membuat tujuan keuangan, dan membatasi paparan berita negatif, Anda dapat menghindari dampak buruk dari doom spending dan menjaga stabilitas keuangan. Ingatlah, meski masa depan terlihat tidak pasti, kebiasaan finansial yang baik hari ini akan membuat hidup lebih tenang dan aman di masa depan.

Baca Juga : Frugal Living: Untuk GayaHidup Hemat dan Bijaksana


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *